First time He open my heart and mind

Hari itu, adalah hari biasa. Hanya saja hari itu Yanty cerita tentang masa
lalunya. Tentang bagaimana saat SMA diajak temannya untuk mengenal lebih jauh
tentang Yesus. Sejak saat itu Yanty hidup di dalamNya.

Aku merenungi ceritanya. Hidupnya penuh berkat dari Tuhan. Aku mulai membuat
perbandingan denganku. Jujur, aku dulu mempunyai keyakinan seperti ini: aku
percaya adanya Tuhan yang membimbing kita di dalam hidup ini. Tapi aku tidak
mempercayai kitab suci apapun, nabi apapun, apalagi Yesus. Aku nggak menganut
agama apapun, tapi bukannya atheis. Aku tahu bagaimana caranya berdoa, berbicara
kepadaNya. Ada satu lagi, tapi rasanya bukan di bagian ini aku bercerita. Pokoknya,
that’s my old way of life.

Balik lagi soal Yanty. Aku lihat dari hari ke hari, walaupun di kehidupan kostnya
banyak sekali masalah, dia tetap tegar, ceria. Selalu bersyukur kepada Tuhan
terhadap berkat yang dia terima walau sekecil apapun! Yang lebih hebat lagi,
aku melihat hal yang serupa dari teman kostnya!

Ada rasa iri di hatiku. Kenapa aku tidak merasakan hal yang sama? Yanty mendapat
nilai A untuk KKN, dan dia bersyukur sekali, dia bersuka cita! Bersuka cita,
kata-kata yang baru bagiku. Aku mendapat nilai yang sama. Aku hanya senang saja.
Tidak bisa menikmatinya seperti Yanty. Kenapa?

Sejak saat itu aku membuka diriku, untuk mendapat suka cita itu. Benar tidaknya
tujuanku, yang pasti, pada akhirnya, aku sadar bahwa Yanty hanya bercerita,
dan hidup dalam Kristus, tidak lebih dari itu. Ada sesuatu yang membimbingku,
membuka hati dan pikiranku, untuk Yesus.

  • Catatan akhir:
  • Biarlah hidupmu menjadi terang untuk orang lain
  • Kesaksian yang paling mudah tentang Kristus, adalah menceritakan kehidupanmu
    sendiri, ditambah sedikit keberanian untuk terbuka